SMA Katolik Frateran, Sekolahku, Kebanggaanku Part 1

Ketika SMA aku mulai menginjakkan kaki di surabaya. Rasanya aneh, rasanya asing, rasanya tak nyaman. 


Waktu itu aku dan keluarga masih menginap di hotel kurang lebih hampir lebih dari 2minggu, selain kami mencari rumah yang tepat, mami mencari sekolah untuk aku dan adikku. Kenapa bukan aku yang mencari? karena keputusan pindah itu mepet sekali dengan jadwal sekolahku. Sewaktu lulus dari SMP Domsav di Semarang orangtua ku sudah berencana pindah ke Bandung, maka meluncurlah aku ke SMAK BPK Penabur. Tak disangka sangka, akhirnya dengan tawaran kerja yang lebih menggiurkan di Surabaya maka papa ku langsung memutuskan pindah ke Surabaya. Back to our topic, sebelum mencari itu aku dan mama ku mencari sekolah katolik yang ada di Surabaya, menurut mamaku sekolah di sekolah katolik itu penting untuk pertumbuhan iman kami. Sekolah yang menawarkan pendaftaran online pada saat itu tidak banyak mengingat saat itu masih tahun 2005 ketika online belum sebooming sekarang. Nama SMA yang ada saat itu hanya 3, SMA St. Louis (yang kemudian kuota nya sudah habis). SMA Stella Maris (kemudian sekolah ini tidak dihubungi mama ku sama sekali), dan SMA Katolik Frateran.




Lanjut cerita, saat itu mama dengan sopir dan juga adik mencari lokasi Frateran. Singkat cerita mama ku harus membayar sekitar 30juta agar aku bisa masuk SMA tersebut tanpa test mengingat bahwa waktu masuk sekolah tinggal seminggu lagi. Entah itu jadi 30juta aku lupa bagaimana prosesnya yang pasti aku resmi menjadi keluarga SMA K Frateran. Agak asing rasanya.. 


First day at school,
Di hotel kami membicarakan mengenai sekolah baru kami, sekolahku dan adikku (adik mendapat SD St. Aloysius hanya beda gang dengan sekolahku). Pada saat itu mama, papa, dan adikku bilang bahwa sekolahku berada di dalam gang sempit bernama Jl. Sanggar. Astaga, macam apa pula itu. Sekolahku di dalam gang??! Yah.. sudah terlanjur mau diapakan lagi? Pertama kali siap2 menuju sekolah aku merasa sedikit tidak nyaman, deg2an, bingung, ya sudah aku nekat saja pergi ke sekolah di antar papa, mama, adik, dan juga kakak yang saat itu main juga ke Surabaya. Percaya tidak aku ditungguin mereka di kantin sampai sekolah berakhir. Hahahahaha.. Seperti anak kecil yang takut ke sekolah. Hari Pertama sekolah itu hanya perkenalan Wali Kelas dan juga pembagian buku serta seragam. 


Memasuki sekolah, melewati gang kecil T.T kemudian masuk ke sebuah jalan yang tidak begitu lebar (hanya pas 2mobil) kanan kiri jalan berjejer mobih mewah dari hanya Jazz, BMW, Alfa Romeo, hingga Alphard. Aku tidak begitu menghiraukan mobil2 itu karena aku pikir inilah Surabaya, yang aku cemaskan hanya bagaimana orang Surabaya itu? seperti apa kelasku? Ketika menunggu di kantin, aku bertemu dengan cewe yang duduk sendiri, namanya Jessica dia orang Kalimantan. Ternyata kami sama-sama baru pertama kali melihat sekolah kami dan kami pun beda kelas :(


Bel masuk berbunyi, aku masuk kelas, yah duduk seadaanya, mendengarkan wali kelasku (dan aku pun lupa namanya) bla bla bla, entah kenapa aku ditunjuk menjadi sekretaris 1 di kelas XH itu.
Sampai di rumah, aku membuka buku2 pelajaranku yang masih baru dan harum itu. Ah, menyenangkan sekali mencium bau buku baru. Senang sekali menyentuh buku2 pelajaran. Semua aku sampul yang rapi aku simpan semua dalam laci di kamarku. Kemudian aku melihat baju seragam ku. Astagaaaa mana muat di badanku, bajunya mini sekali dan rok nya pendek. Alamak! peraturan di sekolahku adalah baju dikeluarkan dan juga rok sekolah di atas lutut, begitu kata teman sekelasku. Apa pula sekolah ini.. =.='